Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Rahmi Sukmawidianto
SMPN Negeri 3 Purabaya Satap
Calon Guru Penggerak Angkatan 11
A.
Sebelum mempelajari Modul 1.1 Refleksi Filosofis
Pendidikan Nasional
Perilaku dan pemikiran sebelum mempelajari Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara,
Sang Penguasa Kelas
Di awal pembelajaran, saya tidak pernah memperhatikan dan mempertimbangkan
kemampuan siswa, potensi, minat dan latar belakang murid, menganggap semua siswa
sama yaitu ingin belajar.
Saya adalah penguasa kelas, saat itu murid adalah sebagai objek dan guru
sebagai subjek. Sebagai penguasa kelas, semua murid harus patuh dan
melaksanakan apa yang telah atur sendiri dan tak jarang memberi hukuman dan mengungkapkan
kemarahan.
Tugas saya menyampaikan ilmu
Dalam proses pembelajaran, Saya berpikir hanya menyampaikan ilmu
pengetahuan berdasarkan apa yang ada di buku dan menyelesaikan semua materi yang
telah direncanakan. Menyampaikan materi, dimulai dengan memerintahkan menulis
dan merangkum, setelah itu dengan metode mengajar ceramah monoton menjelaskan
materi dan ditutup dengan memberikan soal dan tugas untuk dikerjakan dirumah. Di
akhir pembelajaran tidak pernah meminta pendapat murid mengenai pembelajaran
hari itu. Dalam penilaian, Saya mempunyai
target bahwa anak yang telah mencapai target KKM adalah kesuksesan dalam
mengajar.
Anak patuh anak yang baik
Merasa sebagai guru yang baik apapun yang disampaikan adalah baik, semua
anak harus patuh tanpa memperhatikan latar belakang murid, keluarganya, kebiasaannya,
budaya lingkungannya. Memberi hukuman adalah cara terbaik agar anak menjadi
patuh. Anak yang patuh adalah anak yang baik saya berpikir saat itu.
B.
Pemikiran- pemikiran
Ki Hadjar Dewantara yang saya dapatkan dalam modul 1.1
Pendidikan dan Pengajaran
Ki
Hadjar Dewantara (KHD) menyatakan bahwa Pendidikan (opvoeding) adalah memberi tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan Pengajaran merupakan proses
Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara
lahir dan batin.
Dalam proses pendidikan dan pengajaran KHD
menerapkan trilogi pendidikan yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani. Sebagai teladan, sebagai pembangun semangat dan sebagai
pemberi motivasi.
Juga menerapkan sistem among “ menuntun” yaitu suatu metode yang tidak menghendaki
“paksaan-paksaan”, melainkan memberi “tuntutan” bagi hidup anak-anak agar dapat
berkembang dengan subur dan selamat, baik lahir maupun batinnya.
Pendidikan Yang Sesuai Kodrat Alam
dan Kodrat Zaman
Ki Hajar Dewantara mengatakan “
Segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan baik
alam dan zaman”.
Dasar pendidikan dengan kodrat alam
anak, maksudnya adalah pendidikan
dilaksanakan sesuai dengan lingkungan
tempat tinggal anak, saat ini dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis
kontekstual. Sumber pembelajaran berasal dari lingkungan sekitar anak. Dengan
demikian, anak akan mudah mendapatkan pengalaman belajar karena sumber
belajarnya berasal dari pengalaman hidup
di daerah masing-masing anak.
Selain itu, anak akan merasa senang belajar. Contoh Sekolah berada di
lingkungan pedesaan dimana latar belakang dari keluarga petani sehingga
pendidikan yang mampu membantu mendekatkannya dengan konteks (kodrat alamnya).
sehingga guru bukanlah satu satunya sumber, sehingga guru dapat membantu murid
dengan memberikan pembelajaran kontekstual, guru sebagai penghubung murid dengan
sumber sumber belajar misal pertanian, perkebunan.
Dasar pendidikan dengan kodrat zaman, Bila
melihat dari kodrat zaman, zaman terus mengalami perkembangan yang dinamis , berubah setiap saat oleh karenanya perlu selalu
beradaptasi dengan perubahan. Pendidikan saat ini menekankan
pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad ke-21 yaitu berpikir kritis, kreatif dan kolaborasi. Perkembangan
zaman saat ini memudahkan segala informasi yang dapat di akses dimana saja dan
kapan saja, semua menjadi global termasuk pendidikan dan kebudayaan.
KHD mengingatkan
bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan
kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang
dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi
sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial
budaya yang ada di Indonesia.
Pendidikan yang memerdekakan dan menghamba pada anak.
Ki Hadjar Dewantara dengan teori Konvergen, percaya bahwa, "Kodrat
manusia sebagai suatu kertas yang sudah diisi dengan tulisan-tulisan yang samar
dan belum jelas arti dan maksudnya”.
Pendidikan yang menghamba pada anak yang disampaikan oleh KHD maknanya
adalah pendidik harus mampu mengetahui kodrat anak, yaitu apa yang dibawa oleh
anak ( tulisan samar) ; minat, bakat dan potensi. Sehingga memudahkan
dalam memberikan pelayanan dan tuntunan terbaik dengan menebalkan “tulisan
samar” pada diri anak untuk mencapai manusia yang merdeka. Manusia yang merdeka
artinya mampu dan percaya diri atas kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi
kehidupan.
C.
Perubahan Pemikiran
dan Perilaku setelah mempelajari Modul 1.1 Refleksi
Filosofis Pendidikan
Setelah mempelajari modul 1.1 mengenai filosofi pendidikan yang disampaikan
oleh Ki Hadjar Dewantara, ternyata saya selama ini masih banyak kekurangan atau
kesalahan mengenai tujuan pendidikan. Pemikiran yang disampaikan oleh Ki Hadjar
Dewantara masih relevan sampai saat ini, yaitu sangat memperhatikan kebutuhan,
hak, potensi, bakat dan minat murid sebagai mahluk, sebagai manusia ciptaan sang
Penguasa Allah SWT.
Seharusnya saya melakukan proses pembelajaran secara holistic bukan hanya aspek kognitif saja namun juga afektif psikomotor spiritual
sosial dan budaya.
Seharusnya memposisikan murid sebagai subjek bukan
sebagai objek pembelajaran melainkan artinya murid memiliki kebebasan sesuai minat bakat dan potensi dalam prose pembelajaran dan media yang tepat. Saya harus
menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, harus penuh kesabaran
dengan segala keikhlasan dan ketulusan hati mewujudkan pembelajaran yang
menyenangkan dan berpusat pada murid. Selain itu saya sebagai guru harus
mempelajari dan mengetahui latar belakang dan
karakteristik
murid karena setiap anak dilahirkan unik dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Agar dalam pembelajaran
mampu menebalkan kodrat yang dibawanya.
Dengan mengikuti perkembangan zaman saya harus mampu beradaptasi atas
perubahan- perubahan agar senantiasa sejalan dengan perkembangan anak zaman
sekarang.
D.
Penerapan di Kelas Untuk Mewujudkan Pemikiran KHD
Tergerak untuk berubah atas apa yang salah dan kurang tepat selama ini,
yaitu pendidikan yang berpusat pada peserta didik. Mendesain dan mengembang
metode pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi anak.
Saatnya menuntun peserta penuh
dengan kesabaran dan keikhlasan untuk menggali potensi peserta didik mencapai
tujuan pendidikan dan menghasilkan manusia yang merdeka yang siap menghadapi
kehidupan saat ini dan yang akan datang.